Rumah Kaum Merdeka Wong Banjarnegara

Banner 468

Facebook
RSS

Perisai Perindo Ajak Mahasiswa Bikin Pola Gerakan Bersama

-
Unknown



ILUSTRASI/IST
  

RMOL. Pemuda, khususnya mahasiswa, selalu menjadi agen perubahan di negeri ini. Perjuangan mahasiswa dalam mewujudkan perubahan ke arah lebih baik ini pula lah yang menjadi cikal-bakal negeri ini mendapat kebebasan.

Sejarah Indonesia sendiri tidak lepas dari keterlibatan mahasiswa. Mulai dari tahun 1908, mahasiswa sudah memulai pergerakan nasional ini. Dipelopori oleh mahasiswa Stovia, berdirilah organisasi pertama dalam pergerakan nasional bernama Boedi Oetomo pada tahun itu.

Berkat andil dari pemuda dan mahasiswa pula, dua puluh tahun setelah pendirian Boedi Oetomo itu atau tepat pada tahun 1928, lahirlah sebuah momentum yang menjadi tonggak terwujudnya persatuan Indonesia yaitu Sumpah Pemuda. Sumpah dari pemuda di seluruh tanah air ini menjadi bukti otentik yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah dilahirkan.

Perjuangan mahasiswa ini tidak hanya berhenti disitu. Perjuangan merebut kemerdekaan 1945 hingga reformasi 1998 merupakan jerih payah mahasiswa demi menyongsong kesejahteraan dan keadilan umum di negeri tercinta ini.

Namun demikian, pergerakan yang dulu menggebu-gebu itu kini mulai dipertanyakan. Ketua Umum Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Perindo (Perisai Perindo) Muhammad Sukron mengatakan bahwa pergerakan yang dilakukan oleh mahasiswa saat ini mengalami degradasi. Ini terjadi lantaran pergerakan yang ada saat ini cenderung bersifat parsial, sehingga impian adanya perubahan besar bagi bangsa hanya utopia semata.

"Pergerakan mahasiswa mulai menurun bahkan cenderung tidak ada yang menyentuh nasib rakyat. Kalaupun ada, itu biasanya bersifat parsial tanpa ada konsolidasi yang baik antar mahasiswa," ujar pria yang akrab disapa MS ini di sela-sela diskusi yang digelar Perisai Perindo, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta (Senin, 13/5).

Selain itu, kata Sukron, panggung mahasiswa di ruang publik sudah mulai berkurang, terutama di bidang politik yang mulai disesaki oleh para pengusaha. Dengan demikian praktis mahasiswa kini sudah tidak segarang seperti zaman heroiknya.

Dalam momentum 15 tahun reformasi ini, Sukron berharap mahasiswa bisa bersatu-padu untuk mengembalikan kegarangan yang melekat dalam almamater mahasiswa demi mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Lima belas tahun reformasi harus kita refleksikan untuk membangun pola gerakan bersama yang lebih populis dan lebih baik dari sebelumnya. Kegarangan mahasiswa harus kembali kita ciptakan demi kesejahteraan bangsa," tegasnya. [ysa]

Leave a Reply